PixxelPro Digital

Spotify Resmi Hadirkan Fitur Lossless Audio untuk Pengguna Premium

Table of Contents

Spotify Resmi Hadirkan Fitur Lossless Audio untuk Pengguna Premium



Spotify akhirnya merilis fitur Lossless Audio untuk pelanggan Premium, setelah lama ditunggu oleh para pecinta musik. Diumumkan pada 10–11 September 2025, fitur ini sudah mulai digulirkan di lebih dari 50 negara termasuk AS, Inggris, Jepang, dan Jerman, dan menjanjikan pengalaman mendengarkan musik dengan detail mendekati rekaman asli.


Spotify Jawab Tuntutan Lama Pengguna


Setelah bertahun-tahun ditagih penggemarnya, Spotify akhirnya menepati janji menghadirkan fitur Lossless Audio. Dengan teknologi FLAC 24-bit / 44,1 kHz, layanan ini memungkinkan musik diputar lebih jernih, tanpa banyak kehilangan detail akibat kompresi.

Selama ini, Spotify dikenal sebagai platform musik streaming terbesar di dunia, namun kalah dalam satu aspek dibanding kompetitornya. Apple Music, Tidal, dan Amazon Music HD sudah lebih dulu meluncurkan layanan lossless, membuat Spotify terlihat tertinggal di mata audiophile.

“Bagi kami, menghadirkan kualitas audio terbaik bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan. Lossless Audio di Spotify Premium adalah bentuk komitmen kami untuk memenuhi ekspektasi pengguna,” ungkap perwakilan Spotify dalam keterangan resmi.


Fitur Baru Tanpa Biaya Tambahan


Menariknya, fitur lossless ini hadir tanpa kenaikan biaya bagi pelanggan Premium. Dengan kata lain, siapa pun yang sudah berlangganan bisa langsung menikmati kualitas lossless tanpa harus menambah biaya.

Untuk mengaktifkannya, pengguna cukup membuka pengaturan kualitas audio di aplikasi. Begitu diaktifkan, ikon khusus bertuliskan “Lossless” akan muncul di layar pemutaran (Now Playing) atau di pilihan perangkat (device connection picker).

Namun Spotify memberi catatan penting: untuk menikmati lossless secara maksimal, pengguna disarankan memakai perangkat audio berkabel atau nirkabel berteknologi tinggi. Sebab, mayoritas koneksi Bluetooth belum mendukung bandwidth yang cukup untuk kualitas lossless.


Menimbang Alasan di Balik Strategi


Ada beberapa alasan mengapa langkah ini akhirnya diambil. Pertama, Spotify tidak bisa terus mengabaikan tuntutan penggunanya. Survei internal perusahaan menunjukkan semakin banyak pelanggan Premium yang mengeluhkan kualitas audio standar, terutama mereka yang sudah berinvestasi pada perangkat audio mahal.

Kedua, langkah ini merupakan strategi kompetitif. Apple Music bahkan menawarkan lossless dan spatial audio tanpa biaya tambahan sejak 2021. Jika Spotify terus menunda, risiko kehilangan pelanggan ke platform lain semakin besar.

“Ini bukan sekadar fitur tambahan. Lossless Audio adalah langkah strategis untuk menjaga daya saing Spotify dalam ekosistem streaming musik global,” kata seorang analis industri musik.


Dampak bagi Milenial dan Gen Z


Bagi kalangan milenial dan Gen Z yang melek teknologi, fitur ini punya arti lebih dari sekadar kualitas suara. Tren mendengarkan musik dengan headphone premium dan DAC (digital-to-analog converter) semakin populer, terutama di komunitas pecinta audio.

Kini, generasi muda yang terbiasa multitasking dengan musik di berbagai perangkat bisa menikmati detail suara lebih kaya—baik itu untuk sekadar mendengar lagu pop, EDM, maupun menikmati album vinyl digitalisasi dengan kualitas mendekati aslinya.

Selain itu, hadirnya lossless juga berpotensi mengubah cara orang menilai layanan streaming: bukan hanya soal katalog lagu, tapi juga soal kualitas mendengarkan.


Dengan hadirnya Lossless Audio, Spotify berusaha memperbaiki citranya di mata pengguna yang selama ini kecewa dengan kualitas standar. Ke depan, langkah ini bisa menjadi pijakan untuk inovasi lain, termasuk integrasi dengan perangkat audio generasi baru. Pertanyaannya, apakah strategi ini cukup untuk menjaga dominasi Spotify di pasar yang semakin kompetitif?

PixxelPro Digital
PixxelPro Digital
PixxelPro Digital
PixxelPro Digital